Wah, gak segampang itu menjalin hubungan bilateral. Contohnya seperti Israel. Buat bangsa-bangsa Arab dan Palestina, Israel adalah penjajah. Tetapi buat bangsa Yahudi, Yerusalem adalah tempat mereka. Kalau dirunut sejarahnya memang bingung. Pada permulaan tahun Masehi, mereka masih berdiam di situ. Tapi sekitar tahun 70M mereka diusir dari tanah tersebut oleh Jenderal Titus dari Kekaisaran Romawi. Tanah tersebut akhirnya didiami bangsa lain dan kalau tidak salah baru pada tahun 1949 mereka kembali oleh bantuan AS & sekutunya. Karena (mungkin) Indonesia menganggap tanah tersebut sudah jadi milik orang Palestina, maka Indonesia menjauhi Israel.
Kalau masalah China daratan & Taiwan, ini lebih kacau lagi. Dulu hanya ada satu Cina, dikuasai oleh Partai Nasionalis Kuomintang. Tetapi Partai Komunis Cina melakukan kudeta dan akhirnya Partai Kuomintang lari ke Formosa (Taiwan) membentuk pemerintahan sendiri. Partai Komunis Cina lalu menganggap bahwa Taiwan adalah pemberontak. Nah, sekarang menurut Anda kalau begini mana pemerintahan yang sah? Bingung kan? Yang bikin bingung lagi, dulu karena Orde Baru memutuskan hubungan dengan RRC, maka kita bisa berhubungan dengan Taiwan. Tetapi sekarang pemerintahan yang baru membuka hubungan dengan Cina, karena mereka menganggap bahwa Orde Baru cuma mengkambinghitamkan Cina dan Cina sekarang punya potensi dan kekuatan yang disegani. Lalu kita jadi serba salah dengan Taiwan. Maunya sih semua jadi teman, tapi apa boleh buat....
2007-08-13 11:05:16
·
answer #1
·
answered by r083r70v1ch 4
·
1⤊
0⤋
Sy rasa para pakar politik kita sdh memikirkannya positif dan negatifnya hubungan tersebut, jdnya keputusan terbaik seperti itu setengah matang...mdh2n lain kali sampai matang ya...jadi atau ga! jadi ga plin plan! Kan masyarakat Indonesia udah makin pinter2...
2007-08-14 01:30:30
·
answer #2
·
answered by dna 2
·
0⤊
0⤋
pertemanan yg saling menguntungkan atau tidak membawa resiko, coba kita buka hub ama israel kebayang reaksi di dalam negri, korut kebayang reaksi dunia, taiwan kebayang reaksi china...ada pertimbangan untung ruginya....selama menguntungkan dan ngga membawa resiko pasti akan dibikin jalinan diplomatik....
2007-08-14 00:15:03
·
answer #3
·
answered by mbah marijan 3
·
0⤊
0⤋
Karena hubungan antara dua negara tidak sederhana.
Antara dua orang aja bisa berantem melulu. Apalagi negara.
Itu sebabnya semua aspek harus diperhitungkan.
2007-08-13 22:53:19
·
answer #4
·
answered by IcyCool 4
·
0⤊
0⤋
Negara kita ngurusin diri sendiri aja lom mampu...
kalau ikut yang gituan kira-kira disimpan dimana...!!?
Untuk sekarang ini negara kita masih harus banyak belajar, ngak tao kapan majunya...
(yang jelas kita berjuang teruslah...!!!)
perekonomian aja masih belum stabil, pendidikan dan pengetahuan masih minim..!
Trus harapan n maunya apa..??. berkembang karna itu..??
belum tentu, mesti di perhatikan dulu kebelakang.
2007-08-13 17:07:20
·
answer #5
·
answered by ezi 2
·
0⤊
0⤋
Seharusnya negara kita bisa bersikap lebih profesional.
2007-08-13 16:21:50
·
answer #6
·
answered by Lia_dena 4
·
0⤊
0⤋
ga segampank itu... anggep aja hubungan antar negara sama kek hubungan antar teman... misal israel dimusuhin AS yang negara super power, apakah Indonesia sudah berani melawan AS dgn milih berteman sama Israel ? ntar kena dipersulit ekonomi dll smua itu contoh simplenya aja
2007-08-13 12:00:24
·
answer #7
·
answered by awan 3
·
0⤊
0⤋
ndak boleh temenan sama israel
haram hukumnya mas
2007-08-13 20:04:42
·
answer #8
·
answered by Anonymous
·
0⤊
1⤋