English Deutsch Français Italiano Español Português 繁體中文 Bahasa Indonesia Tiếng Việt ภาษาไทย
Semua Kategori

Kisah kemanusiaan yang mengharukan menyingkap dimensi lain dari kehidupan polisi yang kerap dilupakan & hanya dicerca serta dicibir.
Seperti Kapolda NAD, ditengah tragedi tsunami. Dengan pakaian dinas yang berlumpur, ia terjun mengevakuasi korban. Padahal, ia sendiri belum mengetahui nasib ibu & adik-adiknya. Ketika wartawan terhenyak melihatnya sibuk ditengah bencana, jawaban yang terdengar pun menggetarkan “Saya tetap menjalankan tugas. Mengenai nasib keluarga, saya serahkan kepada Allah”.
Contoh drama kemanusiaan yang lain tentu tak kunjung kering. Dari Pak Hoegeng mantan Kapolri hingga sederet bintara yg berserakan menghadapi kegetiran nasib. Banyak bintara yg telah belasan thn mengabdi, terpaksa msh mengontrak bekas gudang utk tempat tinggal bersama keluarga. Ini merupakan gambaran betapa gaji resmi & kesejahteraan polisi begitu minim, tdk memadai dgn beban tugasnya yg mengharuskan bekerja siang malam. Blm lagi kepedihan nasib janda polisi yg suaminya tewas dlm mengemban tugas.

2007-08-05 17:36:45 · 1 jawaban · ditanyakan oleh @#mad 3 di Politik & Pemerintahan Penegakan Hukum & Polisi

1 jawaban

Mendengar cerita Anda, saya jadi salut terhadap polisi-polisi yang penuh pengabdian semacam itu. Mereka perlu dicontoh dan dihargai seperti halnya dokter atau pemuka agama.

Tapi terus terang saja, banyak polisi yang kegendutan karena makan uang rakyat. Sebagian karena gaji terlalu kecil, sebagian karena serakah. Sungguh memprihatinkan.

2007-08-05 19:02:40 · answer #1 · answered by r083r70v1ch 4 · 0 0

fedest.com, questions and answers